Astronod para NASA (Ilustrasi)
Klikarah - Tahun 2016 mungkin akan diingat sebagai tahun yang luar biasa di benak para pengamat langit. Bagaimana tidak! Tahun lalu Indonesia disapa gerhana Matahari total yang sangat berkesan. Lalu, bagaimana dengan tahun 2017 sekarang ini?
Sayangnya, tak ada lagi gerhana Matahari, tak ada lagi Supermoon terbesar dalam seabad terakhir. Meski begitu, namun masih banyak peristiwa langit lainnya yang tak kalah menarik atau mengerikan yang bakal menghiasi langit malam kita sepanjang tahun 2017. Penasaran? Atau bahkan Anda ketakutan?
Ini dia beberapa hal yang akan terjadi di tahun 2017 menurut NASA :
- 17 Februari 2017, Planet Venus Memperlihatkan Kecerlangannya
Inilah saat terbaik untuk mengamati Venus! Bila Anda pernah melihat objek seperti bintang namun tampak sangat terang, itulah Venus. Planet kedua terdekat dari Matahari ini akan mencapai puncak kecerlangannya pada tanggal ini, ia akan bersinar terang di magnitudo -5,5 Dari Indonesia, Venus sudah terlihat mulai pukul 18:27 WIB, di mana saat itu Venus berada di ketinggian 29° dari atas ufuk barat.
- 26 Februari 2017, Gerhana Matahari Total
Belum bisa move on dari gerhana Matahari total 9 Maret 2016 kemarin? Tenang, peristiwa gerhana Matahari cincin ini akan membuat Anda tambah sulit untuk move on! Pada tanggal ini, Bulan akan melintas di depan wajah Matahari. Tapi karena Bulan berada di jarak terjauh dari Bumi, maka diameter Bulan akan lebih kecil dan terjadilah gerhana cincin.
Sayangnya, gerhana Matahari cincin ini tak terlihat sama sekali di Indonesia. Wilayah-wilayah beruntung yang dapat menyaksikannya adalah Argentina (Matahari 97% tertutup), Cile (97% tertutup), Angola (96% tertutup), Republik Demokratik Kongo (96% tertutup), Zambia (96% tertutup) dan Namibia (92% tertutup).
- 11 Maret 2017, Komet 2P/Encke Mencapai Puncak Kecerlangannya
Pada tanggal ini, komet 2P/Encke akan mencapai puncak kercerlangannya, yakni sekitar magnitudo +5,9. Pada magnitudo itu, komet masih cukup sulit dilihat dengan mata telanjang, ditambah posisinya yang cukup dekat dengan Matahari. Komet 2P pada tanggal ini akan berada pada jarak 0,34 AU dari Matahari, dan 0,66 AU dari Bumi.
- 20 Maret 2017, Ekuinoks Maret
Pada tanggal ini, tepatnya pada pukul 17:21 WIB, akan terjadi ekuinoks Maret, yakni peristiwa ketika Matahari berada di atas cakrawala. Menurut definisi astronomi, ekuinoks Maret ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
Pada hari ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur, lalu berada tepat di atas kepala bagi yang tinggal di garis ekuator, dan akan terbenam tepat di ufuk barat. Pada hari ini juga, kala siang dan malam di Bumi akan sama rata masing-masing 12 jam.
- 8 April 2017, Oposisi Jupiter
Opsisi Jupiter merupakan peristiwa ketika Matahari-Bumi-Jupiter berada satu garis lurus di bidang Tata Surya. Dengan begitu, peristiwa ini juga menandai jarak terdekat antara Bumi dengan Jupiter, dan membuat Jupiter berada di posisi yang baik untuk diobservasi.
Dari Indonesia, Jupiter akan terlihat dari pukul 18:22 WIB hingga keesokan hari pukul 05:26 WIB. Planet termasif di Tata Surya ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:52 WIB, yakni di ketinggian 89° di atas horizon timur laut.
Planet ini bisa diamati dengan mata telanjang bagai bintang kuning yang terang. Bagi Anda yang punya teleskop, Anda akan melihat diameter sudut Jupiter yang lebih besar beserta munculnya empat satelit alami besar miliknya; Io, Kalisto, Ganimede, dan Europa.
- 23 April 2017, Hujan Meteor Lyrid
Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23 April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia.
- 6-7 Mei 2017, Hujan Meteor Eta Aquarid
Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta Aquarid.
Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang Aquarius.
- 7-8 Agustus 2017, Gerhana Bulan Parsial
Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan Australia.
Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi, yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB (8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.
- 23 September 2017, Ekuinoks September
Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.
- 7 Oktober 2017, Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
- 17-18 November 2017, Hujan Meteor Leonid
Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
- 3 Desember 2017, SuperMoon
Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.
- 21 Desember 2017, Solstice Desember
Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.
Nah, itulah hal-hal yang akan terjadi pada tahun 2017 menurut NASA. Mana yang paling Anda tunggu atau takutin?(Editor Siregar)
This post have 0 komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan benar. Dan jika ini bermanfaat, jangan lupa untuk dibagikan.
TERIMA KASIH!!
EmoticonEmoticon